Senin, 14 April 2014

Aku, liburan dan jakarta :))



Jum’at, 28 Maret 2014 pukul 21:50 WIB aku tiba di terminal damri. Malam itu aku memutuskan berangkat ke Jakarta seorang diri. Ini pengalaman pertama ku menyebrang seorang diri, sedikit takut memang, tapi berbekal informasi (hasil bertanya sana-sini), uamg seadanya serta keyakinan bahwa aku memilki Tuhan yang akan selalu menjaga hamba-Nya aku memutuskan berangkat.

Di dalam bus aku berkenalan dengan seorang wanita, usianya sekitar 34 Tahun, dia meminta ku memanggilnya ‘Mbak Yana’. Dia sama seperti ku berangkat seorang diri, kami berkenalan dan dari ceritanya aku tahu kalau dia memilki seorang anak yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA, Bus baru memasuki kapal sekitar jam setengah 3 setelah mengantri sekitar 2,5 jam. Memasuki kapal kami berkenalan lagi dengan seorang wanita, aku lupa namanya, tetapi wanita ini seorang dokter di sebuah rumah sakit di daerah Bogor (Mbak Yana lebih banyak mengobrol dengannya, karena aku memutuskan tidur, mengantuk). Aku tertidur selama perjalanan di kapal dan baru terbangun jam 5 subuh, karena pemberitahuan kalau sudah memasuki waktu untuk sholat subuh. Kapal kali ini berlayar dengan lambat mengingat waktu tempuhnya 4 jam untuk menuju pelabuhan Merak.

Sesampainya di Merak kami berpisah,aku dan mbak Yana menuju stasiun Gambir sedang mbak (aku lupa namanya) menuju bogor, sepanjang perjalanan Agnes dan Ibunya tidak henti menelpon, bertanya dimana posisi ku. Karena selama di Jakarta aku akan menginap di rumah Agnes teman ku (lain waktu aku akan bercerita tentangnya). Sesampainya di stasiun Gambir, aku membantu mbak Yana mencari hotel terdekat untuk menginap dan setelah memastikan dia mendapatkan penginapan aku melanjutkan perjalanan.

Ibu Agnes bilang aku harus menumpang bus AC tujuan Ciledug dengan nomer 44, hampir 1 jam aku menunggu akhirnya bus nomer 44 itupun datang, Aku turun di komplek BNI dan menunggu ibu Agnes yang menjemput ku. Tepat jam setengah 11 aku sampai di kediaman Agnes.

Disana aku berkenalan dengan teman agnes, namanya Faizah. Faizah orang yang ramah dan bersahabat, siang itu juga mereka berdua menawari ku ke Tanah Abang, Faizah baru mendapatkan gaji pertama dan sebagai anak berbakti Faizah mau memberikan sesuatu untuk orangtua dan keluarganya di Padang. Aku pun langsung bilang ‘iya’, walaupun badan masih cape, aku lekas mandi dan bersiap-siap.

Kami mampir sebentar di Blok M untuk makan siang sebelum naik kopaja tujuan tanah abang. Di tanah abang lumayan menguras dompet Agnes dan Faizah, aku sendiri hanya membeli 1 buah kemeja dan 1 rok (uangku seadanya :D). Kemacetan Jakarta pada sore hari sungguh luar biasa, kami baru sampai di rumah jam 8 malam, disambut omelan Ibu dan Bapak, mau bagaimana lagi macet ^^

Keesokan harinya kami sepakat menghabiskan waktu di rumah, beristirahat dan menyusun jadwal untuk keesokan harinya. Aku membuat janji untuk bertemu kak Ria dan kak Indri, tidak lain teman-teman dari hibah buku (lain waktu aku akan bercerita tentang hibah buku). Kami bersepakat bertemu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rencana nya kak Ria dan kak Indri akan mengantakan ku ke Stasiun Kota untuk melanjutkan perjalanan menuju Cikampek.

Senin sekitar jam 9 kami berangkat dari rumah. Aku, Agnes, Faizah, Elsa dan Elsi (2 adik kembar Agnes) menumpang taksi menuju blok M (awalnya taksi menolak karena kami terlalu ramai, tetapi aku berhasil meyakinkan pak sopir kalau tidak apa-apa :D). Selanjutnya kami menumpang transjakarta, transit 1 kali dan kemudian menumpang angkot 1 kali hingga sampai di TMII. Kak Ria dan kak Indri sudah tiba duluan, mereka membawa motor sehingga perjalanan lebih cepat.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah rumah gadang, mengambil beberapa foto. Kak Ria mengirim Watsapp (WA) mengatakan bahwa dia juga sudah di rumah gadang, Aku berusaha mencari kak Ria yang ternyata sedang didekat badut, aku pun menghampirinya, kami berpelukan melepas kangen, karena lama tidak bertemu, kak Indri sendiri baru pertama kali bertemu dengan ku. Aku mengenalkan mereka dengan Agnes dkk. Karena sudah memasuki adzan Dzuhur kami memutuskan sholat terlebih dahulu.

Selesai sholat aku ngotot ingin naik gondola, Aku memang penasaran ingin sekali naik, dan ternyata yang lain sepakat, jadilah kami mengikuti lintasan gondola untuk menuju tempat pembelian tiket, lumayan jauh ternyata, dan sesampainya disana aku harus menelan kecewa karena ternyata antriannya cukup panjang, sedangkan kak Ria bilang aku harus selesai jam 2 agar tidak terlambat sampai di stasiun Kota. Akupun meminta mereka naik tanpa aku, tadinya mereka memaksa ku ikut, tetapi aku menolak karena takut terlambat.

Aku melanjutkan perjalanan dengan kak Ria dan kak Indri, mampir sebentar di Rumah makan padang karena perut yang lapar. Selanjutnya membeli oleh-oleh untuk Mayang. Kak Ria dan kak indri memarkir motor di stasiun Kalibata, membeli tiket KRL untuk kami bertiga menuju statiun Kota. Kami tiba tepat pukul 4 sore, berencana membeli tiket kereta ekonomi lokal keberangkatan pukul 16:30 WIB. Namun ternyata tiket sudah habis terjual, yang ada hanya tiket keberangkatan pukul 18:30, dan harus mengantri karena loket dibuka kembali pukul 17:00 WIB yang berarti aku harus mengantri selama 1 jam lamanya.

Selesai mendapatkan tiket, kami mencari tempat sholat (kami belum Ashar) ternyata lumayan jauh. Kota tua selanjutnya menjadi tujuan kami untuk menghabiskan waktu, Kami membeli es krim duren yang ternyata lumayan enak dan melanjutkan berkeliling melihat-lihat sampai tidak terasa sudah mau jam 6 sore. Kami kembali ke stasiun dan berpisah disana. Kak Ria dan Kak Indri menumpang KRL kembali ke stasiun Kalibata dan aku melanjutkan perjalanan ke Cikampek.

Aku tiba di stasiun Cikampek jam setengah 9 malam, Mayang menjemput 10 menit kemudian. Aku menginap dirumahnya, berkenalan dengan ibu dan bapak yang ternyata sangat ramah. Paginya aku sudah harus pulang kembali ke Jakarta, Mayang bilang aku terlalu cepat pulang dia belum sempat mengajak ku berkeliling, tetapi yang penting aku sudah melunasi janji ku, lagipula menghabiskan waktu bercerita sampai jam 2 malam itu lebih berharga untuk ku.

Ibu Mayang sangat pintar memasak, pagi itu aku disuguhi sop daging dan rendang, itu sop daging yang enak sekali. Aku berpamitan jam 10 pagi, karena harus membeli tiket, mengucapkan terima kasih karena sudah diterima dan disuguhi makanan enak, akupun berpamitan. Tiket kereta ku pukul 12:32. Sambil menunggu, kami memutuskan mampir ke toko buku Salemba, aku mencari sebuah novel namun sayangnya tidak ada, aku memutuskam membeli sebuah boneka untuk kenang-kenangan.

Petugas kereta api bilang aku harus mnumpang KRL dari bekasi menuju kebayoran. Aku teringat Icha teman kuliah ku, kebetulan dia sedang di bekasi, aku mengiriminya sms dan dia meminta ku mampir kerumahnya, ku pikir kenapa tidak, kami sudah 4 tahun berteman dari pertama kami masuk kuliah tetapi aku belum pernah ke rumahnya. Icha menjemputku sekitar jam 2 siang, Keluarganya menyambut baik kedatangan ku, aku bertanya pada Icha lokasi Gramedia terdekat dan katanya lumayan dekat, kami pun menuju Mal Metropolitan (MM) Bekasi, langsung menuju Gramedia dan mencari buku yang ingin ku beli. Ternyata cukup memakan waktu sekitar 20 menit, karena mas dan mbak penjaga nya pun kesulitan mencari, namun akhirnya ketemu juga. Aku melanjutkan perjalanan menumpang KRL.

Sempat transit di stasiun Manggarai, kemudian Tanah Abang hingga akhirnya berhenti di stasiun Kebayoran. Sore itu penumpang KRL sangat padat, berdesak-desakkan,tidak ada yang mau mengalah. Setiba di Kebayoran Ibu Agnes menjemputku.

Aku pulang keesokan paginya, menumpang kereta ekonomi lokal keberangkatan 07:42 WIB menuju Merak. Di Rangkasbitung dan Serang aku iseng mengirim pesan di grup WA, mengatakan bahwa aku sedang di kereta yang melaju menuju Merak. Teman-teman yang berada di Cilegon merespon, meminta ku turun di stasiun Cilegon, mampir. Setelah menjamin bahwa mereka akan mengantarkan ku ke Merak aku pun turun di stasiun Cilegon.

Kak Haqi dan Ijal pun menjemputku, mengajak mampir ke Sop Duren melepas haus dan melanjutkan makan di KFC karena aku perlu mencharge hape ku. Setelah kenyang kami menuju Mushola terdekat karena sudah memasuki waktu Dzuhur. Selesai sholat kami menuju Vnice menemui kak Lisda yang datang dari Serang, Kak Lisda baik banget beliin donat buat di jalan ^^. Selanjutnya karena kak Lisda lapar kita pindah tempat ke Viva City. Jam sudah menunjukan pukul 15:30, kami sudah mau pulang tetapi bersamaan dengan itu adzan Ashar berkumandang, akhirnya kami memutuskan untuk sholat di mushola, kebetulan yang paling dekat itu kampusnya kak Haqi di fakultas tehnik nya UNTIRTA. Selesai sholat aku melanjutkan perjalanan menuju Merak untuk kembali pulang ke Lampung.

Cerita ini untuk sebagian orang mungkin biasa saja. Tidak ada yang begitu menarik, hanya perjalanan di mengisi liburan, berjibaku dengan macetnya kota Jakarta, tetapi tidak untuk ku. Semua nama yang ku sebutkan dalam tulisan ini terkecuali Icha adalah teman-teman yang baru ku temui. Kak Ria, kak Lisda dan Agnes ini kali kedua aku bertemu mereka, sisanya itulah pertama kali aku bertemu mereka. Aku sama sekali tidak merasa takut ataupun canggung. Mereka begitu baik, lihatlah bagaimana kak Ria dan kak Indri yang sama sekali tidak membiarkan ku sendirian, bisa saja mereka hanya menjelaskan kereta yang harus ku tumpangi, tidak harus menemani sampai mereka sendiri harus pulang malam karenanya. Memaksa membayar makan siang, tiket kereta juga es krim duren yang enak itu.

Lihat juga kak Lisda yang berangkat dari Serang untuk menemui ku di Cilegon,berbaik hati membelikan ku makanan untuk di kapal, juga Kak Haqi dan Ijal yang menjemputku di stasiun Cilegon dan berjanji untuk mengantar ke Merak. Stasiun Merak dan Pelabuhan memang bersebelahan tetapi dipisahkan oleh tembok tinggi yang menyebabkan harus berjalan cukup jauh, karena itu Ijal meminta ku untuk turun di stasiun Cilogen, sehingga aku tidak harus berjalan jauh dan menunggu sendirian selama di Pelabuhan.

Juga Agnes yang mau menampungku selama di Jakarta, tidak membiarkan isi dompet ku keluar sama sekali selama di Jakarta. Ibu Agnes yang selalu menjemput dan mengantarkan ku, juga saudara Agnes yang tidak membuat ku merasa asing di tengah keluarga. Mayang yang membuatku merasa menjadi seorang kakak, juga Icha yang membuatku beruntung memilki sahabat yang baik sepertinya.

Aku sangat beruntung mengenal mereka semua, mereka membuat ku belajar anyak hal. Kadang keluarga memang tidak harus memilki ikatan darah, keluarga bisa hadir darimana saja selagi kamu punya hati yang lapang untuk siapa pun yang kau kenal. Jika memang sulit untuk bertemu dengan orang-orang yang baik, mungkin kamu hanya harus memulainya dari diri sendiri, berbaik hati lah kepada siapa pun yang mengenal mu. Ah Tuhan nikmat Mu yang mana lagi yang hendak ku dustakan :’)).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar