Jum’at,
28 Maret 2014 pukul 21:50 WIB aku tiba di terminal damri. Malam itu aku
memutuskan berangkat ke Jakarta seorang diri. Ini pengalaman pertama ku
menyebrang seorang diri, sedikit takut memang, tapi berbekal informasi (hasil
bertanya sana-sini), uamg seadanya serta keyakinan bahwa aku memilki Tuhan yang
akan selalu menjaga hamba-Nya aku memutuskan berangkat.
Di
dalam bus aku berkenalan dengan seorang wanita, usianya sekitar 34 Tahun, dia
meminta ku memanggilnya ‘Mbak Yana’. Dia sama seperti ku berangkat seorang
diri, kami berkenalan dan dari ceritanya aku tahu kalau dia memilki seorang
anak yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA, Bus baru memasuki kapal sekitar jam
setengah 3 setelah mengantri sekitar 2,5 jam. Memasuki kapal kami berkenalan
lagi dengan seorang wanita, aku lupa namanya, tetapi wanita ini seorang dokter
di sebuah rumah sakit di daerah Bogor (Mbak Yana lebih banyak mengobrol
dengannya, karena aku memutuskan tidur, mengantuk). Aku tertidur selama
perjalanan di kapal dan baru terbangun jam 5 subuh, karena pemberitahuan kalau
sudah memasuki waktu untuk sholat subuh. Kapal kali ini berlayar dengan lambat
mengingat waktu tempuhnya 4 jam untuk menuju pelabuhan Merak.
Sesampainya
di Merak kami berpisah,aku dan mbak Yana menuju stasiun Gambir sedang mbak (aku
lupa namanya) menuju bogor, sepanjang perjalanan Agnes dan Ibunya tidak henti
menelpon, bertanya dimana posisi ku. Karena selama di Jakarta aku akan menginap
di rumah Agnes teman ku (lain waktu aku akan bercerita tentangnya). Sesampainya
di stasiun Gambir, aku membantu mbak Yana mencari hotel terdekat untuk menginap
dan setelah memastikan dia mendapatkan penginapan aku melanjutkan perjalanan.
Ibu
Agnes bilang aku harus menumpang bus AC tujuan Ciledug dengan nomer 44, hampir
1 jam aku menunggu akhirnya bus nomer 44 itupun datang, Aku turun di komplek
BNI dan menunggu ibu Agnes yang menjemput ku. Tepat jam setengah 11 aku sampai
di kediaman Agnes.
Disana
aku berkenalan dengan teman agnes, namanya Faizah. Faizah orang yang ramah dan
bersahabat, siang itu juga mereka berdua menawari ku ke Tanah Abang, Faizah
baru mendapatkan gaji pertama dan sebagai anak berbakti Faizah mau memberikan
sesuatu untuk orangtua dan keluarganya di Padang.
Aku pun langsung bilang ‘iya’, walaupun badan masih cape, aku lekas mandi dan
bersiap-siap.
Kami
mampir sebentar di Blok M untuk makan siang sebelum naik kopaja tujuan tanah
abang. Di tanah abang lumayan menguras dompet Agnes dan Faizah, aku sendiri
hanya membeli 1 buah kemeja dan 1 rok (uangku seadanya :D). Kemacetan Jakarta
pada sore hari sungguh luar biasa, kami baru sampai di rumah jam 8 malam,
disambut omelan Ibu dan Bapak, mau bagaimana lagi macet ^^
Keesokan
harinya kami sepakat menghabiskan waktu di rumah, beristirahat dan menyusun
jadwal untuk keesokan harinya. Aku membuat janji untuk bertemu kak Ria dan kak
Indri, tidak lain teman-teman dari hibah buku (lain waktu aku akan bercerita
tentang hibah buku). Kami bersepakat bertemu di Taman Mini Indonesia Indah
(TMII). Rencana nya kak Ria dan kak Indri akan mengantakan ku ke Stasiun Kota
untuk melanjutkan perjalanan menuju Cikampek.
Senin
sekitar jam 9 kami berangkat dari rumah. Aku, Agnes, Faizah, Elsa dan Elsi (2
adik kembar Agnes) menumpang taksi menuju blok M (awalnya taksi menolak karena
kami terlalu ramai, tetapi aku berhasil meyakinkan pak sopir kalau tidak
apa-apa :D). Selanjutnya kami menumpang transjakarta, transit 1 kali dan
kemudian menumpang angkot 1 kali hingga sampai di TMII. Kak Ria dan kak Indri
sudah tiba duluan, mereka membawa motor sehingga perjalanan lebih cepat.
Tempat
pertama yang kami kunjungi adalah rumah gadang, mengambil beberapa foto. Kak
Ria mengirim Watsapp (WA) mengatakan bahwa dia juga sudah di rumah gadang, Aku
berusaha mencari kak Ria yang ternyata sedang didekat badut, aku pun
menghampirinya, kami berpelukan melepas kangen, karena lama tidak bertemu, kak
Indri sendiri baru pertama kali bertemu dengan ku. Aku mengenalkan mereka
dengan Agnes dkk. Karena sudah memasuki adzan Dzuhur kami memutuskan sholat
terlebih dahulu.
Selesai
sholat aku ngotot ingin naik gondola, Aku memang penasaran ingin sekali naik,
dan ternyata yang lain sepakat, jadilah kami mengikuti lintasan gondola untuk
menuju tempat pembelian tiket, lumayan jauh ternyata, dan sesampainya disana
aku harus menelan kecewa karena ternyata antriannya cukup panjang, sedangkan
kak Ria bilang aku harus selesai jam 2 agar tidak terlambat sampai di stasiun
Kota. Akupun meminta mereka naik tanpa aku, tadinya mereka memaksa ku ikut,
tetapi aku menolak karena takut terlambat.
Aku
melanjutkan perjalanan dengan kak Ria dan kak Indri, mampir sebentar di Rumah
makan padang karena perut yang lapar. Selanjutnya membeli oleh-oleh untuk
Mayang. Kak Ria dan kak indri memarkir motor di stasiun Kalibata, membeli tiket
KRL untuk kami bertiga menuju statiun Kota. Kami tiba tepat pukul 4 sore,
berencana membeli tiket kereta ekonomi lokal keberangkatan pukul 16:30 WIB.
Namun ternyata tiket sudah habis terjual, yang ada hanya tiket keberangkatan
pukul 18:30, dan harus mengantri karena loket dibuka kembali pukul 17:00 WIB
yang berarti aku harus mengantri selama 1 jam lamanya.
Selesai
mendapatkan tiket, kami mencari tempat sholat (kami belum Ashar) ternyata
lumayan jauh. Kota tua selanjutnya menjadi tujuan kami untuk menghabiskan
waktu, Kami membeli es krim duren yang ternyata lumayan enak dan melanjutkan
berkeliling melihat-lihat sampai tidak terasa sudah mau jam 6 sore. Kami
kembali ke stasiun dan berpisah disana. Kak Ria dan Kak Indri menumpang KRL
kembali ke stasiun Kalibata dan aku melanjutkan perjalanan ke Cikampek.
Aku
tiba di stasiun Cikampek jam setengah 9 malam, Mayang menjemput 10 menit
kemudian. Aku menginap dirumahnya, berkenalan dengan ibu dan bapak yang
ternyata sangat ramah. Paginya aku sudah harus pulang kembali ke Jakarta,
Mayang bilang aku terlalu cepat pulang dia belum sempat mengajak ku
berkeliling, tetapi yang penting aku sudah melunasi janji ku, lagipula
menghabiskan waktu bercerita sampai jam 2 malam itu lebih berharga untuk ku.
Ibu
Mayang sangat pintar memasak, pagi itu aku disuguhi sop daging dan rendang, itu
sop daging yang enak sekali. Aku berpamitan jam 10 pagi, karena harus membeli
tiket, mengucapkan terima kasih karena sudah diterima dan disuguhi makanan enak,
akupun berpamitan. Tiket kereta ku pukul 12:32. Sambil menunggu, kami
memutuskan mampir ke toko buku Salemba, aku mencari sebuah novel namun
sayangnya tidak ada, aku memutuskam membeli sebuah boneka untuk kenang-kenangan.
Petugas
kereta api bilang aku harus mnumpang KRL dari bekasi menuju kebayoran. Aku
teringat Icha teman kuliah ku, kebetulan dia sedang di bekasi, aku mengiriminya
sms dan dia meminta ku mampir kerumahnya, ku pikir kenapa tidak, kami sudah 4
tahun berteman dari pertama kami masuk kuliah tetapi aku belum pernah ke
rumahnya. Icha menjemputku sekitar jam 2 siang, Keluarganya menyambut baik
kedatangan ku, aku bertanya pada Icha lokasi Gramedia terdekat dan katanya
lumayan dekat, kami pun menuju Mal Metropolitan (MM) Bekasi, langsung menuju
Gramedia dan mencari buku yang ingin ku beli. Ternyata cukup memakan waktu
sekitar 20 menit, karena mas dan mbak penjaga nya pun kesulitan mencari, namun
akhirnya ketemu juga. Aku melanjutkan perjalanan menumpang KRL.
Sempat
transit di stasiun Manggarai, kemudian Tanah Abang hingga akhirnya berhenti di
stasiun Kebayoran. Sore itu penumpang KRL sangat padat, berdesak-desakkan,tidak
ada yang mau mengalah. Setiba di Kebayoran Ibu Agnes menjemputku.
Aku
pulang keesokan paginya, menumpang kereta ekonomi lokal keberangkatan 07:42 WIB
menuju Merak. Di Rangkasbitung dan Serang aku iseng mengirim pesan di grup WA,
mengatakan bahwa aku sedang di kereta yang melaju menuju Merak. Teman-teman
yang berada di Cilegon merespon, meminta ku turun di stasiun Cilegon, mampir.
Setelah menjamin bahwa mereka akan mengantarkan ku ke Merak aku pun turun di
stasiun Cilegon.
Kak
Haqi dan Ijal pun menjemputku, mengajak mampir ke Sop Duren melepas haus dan
melanjutkan makan di KFC karena aku perlu mencharge hape ku. Setelah kenyang
kami menuju Mushola terdekat karena sudah memasuki waktu Dzuhur. Selesai sholat
kami menuju Vnice menemui kak Lisda yang datang dari Serang, Kak Lisda baik
banget beliin donat buat di jalan ^^. Selanjutnya
karena kak Lisda lapar kita pindah tempat ke Viva City. Jam sudah menunjukan
pukul 15:30, kami sudah mau pulang tetapi bersamaan dengan itu adzan Ashar
berkumandang, akhirnya kami memutuskan untuk sholat di mushola, kebetulan yang
paling dekat itu kampusnya kak Haqi di fakultas tehnik nya UNTIRTA. Selesai
sholat aku melanjutkan perjalanan menuju Merak untuk kembali pulang ke Lampung.
Cerita
ini untuk sebagian orang mungkin biasa saja. Tidak ada yang begitu menarik, hanya
perjalanan di mengisi liburan, berjibaku dengan macetnya kota Jakarta, tetapi
tidak untuk ku. Semua nama yang ku sebutkan dalam tulisan ini terkecuali Icha
adalah teman-teman yang baru ku temui. Kak Ria, kak Lisda dan Agnes ini kali
kedua aku bertemu mereka, sisanya itulah pertama kali aku bertemu mereka. Aku
sama sekali tidak merasa takut ataupun canggung. Mereka begitu baik, lihatlah
bagaimana kak Ria dan kak Indri yang sama sekali tidak membiarkan ku sendirian,
bisa saja mereka hanya menjelaskan kereta yang harus ku tumpangi, tidak harus
menemani sampai mereka sendiri harus pulang malam karenanya. Memaksa membayar
makan siang, tiket kereta juga es krim duren yang enak itu.
Lihat
juga kak Lisda yang berangkat dari Serang untuk menemui ku di Cilegon,berbaik
hati membelikan ku makanan untuk di kapal, juga Kak Haqi dan Ijal yang
menjemputku di stasiun Cilegon dan berjanji untuk mengantar ke Merak. Stasiun
Merak dan Pelabuhan memang bersebelahan tetapi dipisahkan oleh tembok tinggi
yang menyebabkan harus berjalan cukup jauh, karena itu Ijal meminta ku untuk
turun di stasiun Cilogen, sehingga aku tidak harus berjalan jauh dan menunggu
sendirian selama di Pelabuhan.
Juga
Agnes yang mau menampungku selama di Jakarta, tidak membiarkan isi dompet ku
keluar sama sekali selama di Jakarta. Ibu Agnes yang selalu menjemput dan
mengantarkan ku, juga saudara Agnes yang tidak membuat ku merasa asing di
tengah keluarga. Mayang yang membuatku merasa menjadi seorang kakak, juga Icha
yang membuatku beruntung memilki sahabat yang baik sepertinya.
Aku
sangat beruntung mengenal mereka semua, mereka membuat ku belajar anyak hal. Kadang
keluarga memang tidak harus memilki ikatan darah, keluarga bisa hadir darimana
saja selagi kamu punya hati yang lapang untuk siapa pun yang kau kenal. Jika
memang sulit untuk bertemu dengan orang-orang yang baik, mungkin kamu hanya
harus memulainya dari diri sendiri, berbaik hati lah kepada siapa pun yang
mengenal mu. Ah Tuhan nikmat Mu yang mana lagi yang hendak ku dustakan :’)).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar