“Mbak,
nyapu nya yang bersih dong” suara anak yang sedang berdiri bersandar pada
pintu. Aku menghentikan kegiatan ku, menoleh, mendapati si empunya suara sedang menatapkan dengan seringai
jahilnya.
“Mbak
kalo piket yang bener dong, kalo ga bersih gimana, kita lagi yang disuruh nyapu
nanti” si pemilik suara masih mengomel, Aku tidak tahu tahu siapa namanya,
karena seragam pramukanya sepertinya masih baru, belum sempat dijahitkan nama
seperti peraturan seharusnya.Aku tidak terlalu menanggapinya, sebentar lagi
bel, aku harus buru-buru menyelesaikan pekerjaan ku.
“Mbak
CS kelas berapa sih?” tanya nya. Aku menoleh “CS?” tanya ku heran. “Iya CS
Cleaning Service” jawabnya acuh. Astaga anak ini, aku berlalu meninggalkannya
tidak peduli pada tugasku yang belum selesai.
Itu
cerita 7 tahun yang lalu, pertama kali aku mengenalnya. Waktu itu aku duduk di
bangku kelas 3 SMP dan anak yang cerewet mengusili ku duduk di kelas 2 SMP. Anak
dengan gaya tomboy, sedikit tidak cocok dengan rambut panjang sepinggangnya
yang tergerai panjang. Semenjak keusilannya itu aku jadi sering
memperhatikannya. Entahlah mungkin aku iri melihat rambutnya. Kalian pasti
pernah melihat iklan-iklan sampo, dengan bintang yang rambutnya berkilauan,
bayangkanlah rambut seperti itu namun tanpa efek bekilauan, hanya tergerai
panjang, hitam namun terlihat alami.
Aku
lulus SMP dan melanjutkan sekolah di SMAN 3 Prabumulih, sekolah yang
menyenangkan, disini aku belajar banyak hal, teman-teman dari berbagai daerah,
guru-guru yang sepeti orang tua, aku menjalani 1 tahun pertama ku dengan
sukacita.
Tahun
kedua pun dimulai, penerimaan siswa/siswi barupun di lakukan. Aku ingat saat
itu aku sedang menuju perpustakaan, aku memang suka sekali membaca, dan
perpustakaan tentu adalah tempat favoritku, meskipun koleksi bukunya belum
terlalu banyak tapi cukup untuk ku. Saat itulah aku melihatnya lagi, dengan
cara berjalannya yang khas, seperti laki-laki kontras dengan rok dan rambut
panjangnya yang tergerai. Aku berhenti dan mengamati, dan dia melihat ku. Aku
memutar arah berjalan ke arahnya.
“Eh
mbak CS ya?” tanya nya ragu. Aku mengangguk, mengulurkan tangan “ Apa kabar?”
sapa ku. Kami mengobrol singkat, ternyata dia ingin melanjutkan SMA disini,
entah kenapa aku senang, berdoa dalam hati semoga dia diterima.
Doa
ku dijamah Tuhan, aku melihat namanya dalam deretan nama peserta yang lulus
seleksi. Masa ospek dimulai. Saat itu aku terpilih sebagai Bendahara MPK
(Majelis Perwakilan Kelas) dimana tugasnya untuk memilih anggota-anggota OSIS
sekolah meskipun dengan saran dewan guru tentunya.
Dia
mendaftar sebagai pengurus osis juga, namun pada tahap wawancara bukan aku yang
kebagian tugas untuk mewawancarainya. Setelah pengumuman ternyata dia terpilih
menjadi anggota OSIS, bukan karena aku, tetapi memang skor penilaiannya yang
tinggi.
Terlibat
di kepengurusan yang sama membuat kami sering bertemu dan mengobrol, seperti
dugaan ku dia anak yang asyik diajak ngobrol dan ramah. Selain punya rambut
yang indah ternyata dia punya 1 hal lagi yang membuat ku iri. Dia pintar
bermain gitar, tangannya seperti menari, aku iri.
Aku
menyuarakan rasa kesalku, dan tanpa ku sangka dia menawarkan sesuatu, sesuatu
yang membuatku menganggapnya seperti sahabat ku. Dia menawarkan diri untuk
mengajari ku bermain gitar, ternyata cukup sulit memainkannya, tangan ku
samapai kapalan, kebas. Sering kali aku lupa kunci-kunci nya. Aku benar-benar
awam mengenai seni, kalau ada yang meminta ku berkutat mengerjakan soal
matematika tentu aku tak kan ragu, tapi bermain gitar? Aku masih lebih awam
dari anak SD.
‘Hingga
Akhir Waktu’ nya Nineball yang menjadi lagu awalku. Dia bilang itu yang paling
mudah kunci nya. Aku menurut saja, dia melatih ku dengan sabar, kadang aku
kesal, kenapa sepertinya sulit sekali. Tetapi kesabarannya dan ketekunan ku
mebuahkan hasil, Aku bisa memaikan lagu itu. :)
Kadang
kami berlatih di rumah ku, kadang di rumahnya, Dia sama seperti ku, anak
sulung. Aku memiliki seorang adik laki-laki dan dia memiliki seorang adik
laki-laki dan seorang adik perempuan. Kami sering berbagi cerita, aku
mengaggapnya seperti adik sendiri tidak sungkan untuk menceritakan sesuatu yang
kadang tidak ku bagi dengan sahabat ku sendiri.
Dia memutuskan berhijab di bangku SMA, membuatku semakin kagum padanya, Rambutnya yang indah itu mungkin tidak terlihat lagi, tapi dia terlihat lebih cantik saat mengenakan hijabnya.Ah ya, dia juga punya sepasang gigi kelinci, terlihat lucu kalau dia sedang tersenyum, atau nyengir tepatnya.
Kami
berdua memilki kesamaan, sama-sama suka makan martabak telor. Martabak Barokah
itu tempat favorit kami. Keakraban kami terus berlanjut bahkan sampai sekarang.
Saat aku menempuh pendidikan di UNILA dan dia di UGM.
Hari
ini 7 April 2014 dia berulang tahun. Yang ke 20. Iya dia satu tahun dibawahku
dibangku pendidikan, tetapi dia 2 tahun dibawah ku kalau soal umur. Ulang tahun
ku kemarin dia memberikan sepotong lagu “Happy Birthday” dan menutup hari
bahagia ku dengan sempurna. Suara ku tidak sebagus miliknya, aku hanya bisa
merangkai kata, menulis sedikit tentangnya, jadi aku menulis ini untuknya.
Oh ya, kami punya kebiasaan
dari dulu dan mungkin samp[ai sekarang, kami selalu berusaha menjadi yang
terakhir mengucapkan selamat ulang tahun di setiap tahunnya. Kalau yang lain
berlomba menjadi yang pertama, maka kami saling berlomba menjadi yang terakhir.
Semoga
di tahun ke 20 ini dia menjadi lebih baik dari sebelumnya, selalu menjadi adik
ku yang baik hatinya, yang selalu bisa membuatku tertawa saat bersamanya, yang
membuatku bersyukur mengenalnya. Semoga selalu dimudahkan jalan untuknya,
semoga selalu didekatkan dengan yang baik, dan semoga dia selalu berada dalam
lindungan-Nya dimana pun dia berada :)
“Persahabatan tidak pernah
mengenal usia, jarak, jenis kelamin, agama, suku, maupun status sosial, karena
persahabatan hanya mengenal ketulusan :)”
Happy Birthday Khairani Zakiya :) :) :)
Eaaaaaa
BalasHapusKakak Kiki menulisssss :)
kak anaz, aku memang suka menulis, tapi ga pernah cukup pede untuk publish :D
BalasHapuslittle space : teria kasih sudah membaca :)
BalasHapus